Sabtu, 16 Februari 2008

malam 1000 lilin for bandung


HARI INI AKAN DIADAKAN DIALOG TERBUKA DI
GEDUNG TEATER TERTUTUP DAGO TEAHOUSE JAM
15.00 WIB MENGENAI KASUS YANG TERJADI DI
AACC DAN KELANJUTAN MENGENAI MASALAH
KELANGSUNGAN PERMUSIKAN INDIE /
UNDERGROUND DENGAN DIPERSULITNYA IZIN
UNTUK MEMBUAT SUATU ACARA YANG TIDAK
DIDUKUNG OLEH PEMERINTAH DAN APARAT YANG
MENURUT RENCANA AKAN DIHADIRI OLEH PAK
WALIKOTA, PAK KAPOLDA, ANGGOTA DPR
KOMISI B SERTA TOKOH-TOKOH MASYARAKAT
KOTA BANDUNG. DAN MEMPERJELAS APA YANG
PERNAH DIKATAKAN PAK WALIKOTA YANG INGIN
MEMBUAT SARANA YANG LAYAK UNTUK DUNIA
PERMUSIKAN KHUSUSNYA DI KOTA BANDUNG.

DAN MALAMNYA AKAN DIADAKAN ACARA MALAM
1000 LILIN DIDEPAN GEDUNG AACC JL.BRAGA
BANDUNG DIMULAI PADA PUKUL 19.00 WIB
YANG AKAN DIHADIRI SELURUH INSAN
PERMUSIKAN DI BANDUNG. BILA REKAN-REKAN
INGIN MEMBERI DUKUNGAN DAN INGIN MELIHAT
PERKEMBANGAN KEMANA SEMUA INI AKAN
DIBAWA SILAHKAN DATANG PADA WAKTU &
TEMPAT YANG TELAH DITENTUKAN. ATAS
PERHATIANNYA KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH
YANG SEBESAR-BESARNYA.

god save bandung...

BANDUNG ROCK SCENE HAVE SOLUTION!

Tragedi konser metal maut di Bandung sebenernya bisa terjadi di mana saja dan kapan saja di Indonesia ini. Setelah sebelumnya konser-konser band mainstream yang menelan korban (Sheila On 7, Padi, Ungu) dan kita sering mengejek karena ternyata yang menye-menye jauh lebih membunuh dibanding yang rock, akhirnya sekarang kejadian juga di musik yang kita senangi.

Sepertinya kita terlalu menganggap remeh dan lupa bahwa sebenarnya malaikat maut juga sudah mengintai konser-konser underground. Banyak bom waktu sudah ditanam di berbagai venue konser seperti ini di seluruh Indonesia. Memang sepertinya tinggal nunggu momentum dan venue yang tepat untuk diledakkan saja.

Sudah menjadi rahasia umum juga kalo sejak puluhan tahun yang lalu organizer konser-konser indie/underground yang melibatkan ratusan atau ribuan penonton rata-rata tidak menganggap serius atau menyiapkan hal-hal di bawah ini:
1. Tim medis, ruang medis atau mobil ambulance apabila terjadi insiden seperti ini.
2. Akses masuk-keluar venue dan pintu darurat buat penonton yang nggak diperhatikan serius atau diprioritaskan.
3. Kapasitas venue yang tidak diindahkan organizer.
4. Pembawa acara atau MC setelah konser berakhir tidak memberikan instruksi lewat pengeras suara bagi para penonton yang akan keluar dari venue
5. Tim keamanan (peace patrol) yang jumlahnya memadai, terlatih dan paham apa yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat. Karena sebenarnya tidak perlu mengerahkan banyak polisi juga. Yang terpenting adalah tetap berkoordinasi dengan mereka.
Dan bom waktu itu akhirnya kemarin meledak juga di Bandung. Menelan korban jiwa 10 orang yang rata-rata kehabisan napas dan terinjak-injak. Kebanyakan masih remaja ABG pula. Sangat menyedihkan dan disesalkan pastinya. Tidak seharusnya juga ada orang mati sia-sia setelah nonton konser!

Sebagai penonton konser yang telah membayar tiket mereka tidak berhak mati, mereka malah berhak untuk bersenang-senang!
Kita semua langsung terkaget-kaget dan seperti nggak percaya kalau jenis musik death metal ternyata bisa berdampak secara harfiah seperti ini.
Pihak Enk Ink Enk sebagai organizer menurut gue sebenernya ketiban apes aja. Apes karena ternyata bom waktu itu meledak di konser yang mereka selenggarakan. Padahal selama sekitar 15 tahun ada konser-konser sejenis semuanya seperti berlangsung aman-aman saja.
Gue percaya nggak ada satu pihak pun yang mengharapkan tragedi ini terjadi, termasuk pihak Enk Ink Enk sendiri. Karena mereka pun menyelenggarakan konser ini bukan untuk mengeruk keuntungan besar-besar tapi lebih karena semangat untuk mendukung band-band lokal dan gerakan musik underground itu sendiri.

Berapa sih keuntungan yang di dapat dari penyelenggaraan konser underground dengan harga tiket Rp. 10.000 seperti ini? Hampir tidak ada! Bisa jadi mereka malah merugi terus. Belum lagi jarangnya sponsor komersial yang mau mendukung proyek konser idealis seperti ini.
Lalu kenapa konser-konser seperti ini berlanjut terus?

Karena kita senang dan ingin terus bersenang-senang dengan musik ini tentunya. Senang kalau band-band teman kita yang bagus menjadi maju, lebih dikenal dan memiliki fanbase besar. Senang kalau teman-teman kita yang menggemari musik seperti ini bisa terhibur dan having a good time. Senang kalau kebudayaan ini bisa menjadi alternatif bagi publik untuk terhindar dari keseragaman jenis musik yang bahkan bisa merendahkan martabat sebagai manusia.
Lalu apakah kemudian organizernya bisa kaya? Tidak juga pastinya. Kalau kata dedikasi dianggap terlalu muluk tapi memang seperti itulah keadaan yang sebenarnya. Saya angkat topi setinggi-tingginya untuk organizer-organizer konser ini. Tanpa kerja mereka semua sudah pasti rock show punah dari negeri ini!

Buat orang awam, gue yakin bakal susah untuk dimengerti alasannya. Begitu juga buat orangtua, polisi, gubernur, walikota dan birokrat-birokrat uzur lainnya. Selain korupsi, mereka memang nggak akan pernah bisa mengerti apa yang anak-anak muda ini lakukan.
Polisi malah hanya bisa menuduh tanpa dasar kalau panitia konser ini membagi-bagikan alkohol kepada para penonton. Tuduhan yang sangat tolol dari aparat kepolisian kita tentunya. Dan setelah otopsi dilakukan ternyata tidak terbukti dan mereka pun kembali belagak bego. Sejak kapan organizer konser bertiket murah bisa menjadi sinterklas?
Tujuannya pasti hanya untuk mendiskreditkan fans musik rock yang selalu distereotipkan akrab dengan alkohol dan narkotika. Mereka lupa atau belagak bego kalau di konser-konser dangdut tak hanya alkohol dan narkotika saja yang beredar, namun juga golok, celurit dan berbagai senjata tajam lainnya :)

Karena publikasi tentang tragedi ini sudah sangat meluas ke dalam dan luar negeri, bahkan sudah jadi insiden internasional (Blabbermouth, BBC, AOL, Yahoo, MSNBC, Reuters) maka gue prediksi ini yang akan terjadi selanjutnya di scene musik lokal kita nantinya:
1. Konser-konser band rock/metal internasional di Indonesia akan kembali mengalami kemunduran. Pihak booking agency artis-artis ini akan sangat cerewet mempertanyakan profesionalisme promotor lokal atau malah sepihak membatalkan kontrak-kontrak show di Indonesia. Alasan gampangnya mereka nggak akan mau menjadi kambing hitam apabila insiden yang sama terulang!

Para orangtua akan segera melarang anak-anak mereka yang masih ABG untuk datang ke konser-konser musik terlepas apapun itu jenis musiknya. Mereka sudah melihat mimpi buruknya langsung via televisi!

Kepolisian akan melarang atau sangat memperketat keluarnya izin penyelenggaraan konser musik (khususnya rock/metal).

Pemerintah daerah akan mengeluarkan seribu satu macam alasan untuk melarang penggunaan venue publik bagi aktivitas anak muda yang berhubungan dengan musik rock.
2. Sponsor-sponsor komersial akan menarik dukungannya bagi penyelenggaraan konser musik rock karena takut terkena imbasnya apabila terjadi insiden serupa.
3. Banyak EO/promotor rock yang gulung tikar dan berubah menjadi promotor dugem karena lebih menguntungkan dan indah secara visual :)
4. Band-band rock indie/underground akan kesulitan mencari panggung.
5. Dan akhirnya scene musik rock lokal pun mati dengan sendirinya haha. tinggallah tersisa ajep ajep dan top forty tentunya

Tapi tenang saja….

Negara ini sudah sangat terkenal karena hangat-hangat tahi ayamnya. Ketika tanah makam para 10 korban ini belum mengering, dijamin semua pihak di atas juga akan cepat lupa dengan tragedi ini. Semua larangan akan dilanggar dan semua upaya antisipasi tidak akan dipedulikan lagi. Semua akan kembali berjalan normal seperti sedia kala nantinya.
Yah, minimal sampai bom waktu yang lebih besar lagi meledak dan rekor korban jiwa terpecahkan nantinya. Bukankah 10 korban tewas di konser Ungu di Pekalongan hanya berselang 1 tahun saja dengan tragedi Bandung ini?
10? 20? 30? 100? 200 orang mati di konser rock? Bukan tidak mungkin.

Ini Indonesia, bung!

Kalau ini Amerika Serikat maka ini hak para penonton konser di sana:
1. Hak untuk menikmati konser dalam lingkungan yang aman.
2. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang baik dari panitia, keamanan dan performers terlepas dari apapun yang berhubungan dengan SARA.
3. Hak untuk mendapatkan informasi tentang kewajiban-kewajiban bagi pemegang tiket dan menaati segala peraturan yang berlaku di venue.

Jika Anda sepakat ini bukan Indonesia maka seharusnya kita melakukan hal-hal dibawah ini di masa depan:
A. Event Organizer/Promoter
1. Menyediakan tim medis, ruang medis dan mobil ambulance.
2. Tidak menjual tiket melebihi kapasitas venue (80% terisi, 20% kosongkan).
3. Menginformasikan tata letak venue dan letak pintu darurat di tiket.
4. Menginformasikan peraturan selama konser berlangsung di tiket.
5. Menginformasikan kepada penonton etiket di mosh-pit sebelum atau selama konser berlangsung.
6. Menginformasikan bahaya aksi stage-diving atau crowd surfing.
7. Menyediakan tim keamanan konser yang memadai, terlatih dan berpengalaman.
8. Memperhatikan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik bagi penonton.
9. Suka atau tidak suka, menjalin koordinasi dengan polisi atau aparat keamanan selama dan setelah konser berlangsung.
10. Apapun yang terjadi di luar venue jangan membuka pintu masuk jika venue sudah 80% terisi. Hormati pembeli tiket, jangan hormati para penonton jebolan!

B. Performers
1. Menginformasikan kepada penonton etiket di mosh-pit sebelum atau selama konser berlangsung.
2. Menginformasikan bahaya aksi stage-diving atau crowd surfing.
3. Segera memberhentikan konser jika terjadi keributan atau kerusuhan di mosh pit.
4. Menciptakan kondisi yang kondusif selama konser berlangsung.
5. Melalui website-website band lakukan edukasi bagi para fans yang akan datang ke konser Anda.

C. Audience
1. Membeli tiket.
2. Jangan lupa membawa identitas diri (KTP, KTM) jika pergi ke konser.
3. Jangan lupa makan dan minum secukupnya sebelum ke konser (apalagi jika konser di outdoor).
4. Taati peraturan yang berlaku selama konser berlangsung. Semuanya dibuat dengan alasan dan tujuan yang jelas: Demi konser yang aman dan nyaman.
5. Jika mengonsumsi alkohol sebelum ke konser pastikan takaran yang bijaksana :) Banyak silly things bisa terjadi jika kita mabuk di konser.
6. Paham bahaya dan konsekuensi jika terjadi kegagalan melakukan moshing, stage diving atau crowd surfing.
7. Segeralah menolong jika ada siapapun terjatuh di mosh pit.
8. Hindari penggunaan aksesoris yang dapat melukai orang di mosh-pit.
9. Kenakan earplug (jika ada).
10. Jangan ikut-ikutan berkomplot untuk menjebol pintu masuk. Tolol!
Untuk apa nongkrong di depan pintu masuk? Pastikan tujuan datang ke konser hanya untuk menikmati konser. Nongkronglah di kakus atau tempat nongkrong yang semestinya

DIKUTIP DARI:

www.koran-marjinal.blogspot.com

Jumat, 15 Februari 2008

HARIWANG MAGZ



HARIWANG merupakan representasi dari Youth Movement, simbol dari anak muda yang aktif, dinamis, kreatif, kritis, dan radikal, HARIWANG lahir dari ide - ide yang terkristalisasi yang selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk media. Mengutip Ted Leavit dari Harvard Business, kelahiran ide adalah implementasi. “Creativity without implementation is irresponsibility” tulisnya. Yes, ideas is nothing without execution. HARIWANG, adalah sebuah kata dari bahasa Sunda yang multiinterpretasi, dalam Kamus Kecil Bahasa Sunda – Indonesia yang ditulis A. Toffandi, Hariwang berarti pikiran merasa bimbang, takut kalau – kalau ada sesuatu bahaya, cemas. Mengapa HARIWANG yang dipakai sebagai judul majalah ini? Okay, di suatu pagi kami bertiga (Juliuz, Adrian, & Dhono) sibuk memperdebatkan masalah nama, ada beberapa opsi yang semuanya cukup bagus untuk dijadkan nama majalah yang selanjutnya akan menjadi identitas kami sebagai para makhluk yang membidaninya. Setelah melalui proses perbincangan dan musyawarah yang cukup alot, akhirnya nama HARIWANG yang kita anggap paling mewakili semangat anak muda yang telah disebutkan tadi di atas. Anak muda pada umumnya adalah manusia yang aktif, kreatif, kritis, sekaligus berbahaya. Ya, B E R B A H A Y A . Denyut nadi Creative Industry di Kota ini, di Indonesia, bahkan di seluruh dunia dikendalikan oleh anak-anak muda. Gagasan – gagasan dari anak muda yang gemilang di suatu tempat dapat menginspirasi banyak orang di tempat lain, bahkan di belahan bagian dunia yang berbeda. Penggunaan bahasa Sunda sebagai nama bukanlah tanpa alasan, kami semua lahir dan dibesarkan di tatar Parahyangan. Begitu pula dengan majalah ini, digagas dan memiliki Homebase di Kota Bandung, jantungnya Jawa Barat. Dengan bangga kami memakai bahasa Sunda sebagai identitas kami, sebagai majalah yang memiliki ciri khas kedaerahan, bercita rasa lokal, namun berwawasan global, juga mengingatkan kembali akan khitahnya kita semua sebagai generasi penerus yang memiliki kewajiban untuk melestarikan tradisi, budaya, serta kearifan lokal. Adapun konten dari majalah ini adalah seputar Urban Culture, Lifestyle, Indie Movement, Music, Film, Event, Local Community, Fashion, Artwork, dll. Tapi kami tidak membatasi materi - materi lain yang masuk ke redaksi. Kami sangat menghargai kebebasan berkreatifitas bagi semua insan, selama itu dapat menjadi inspirasi serta menjadi stimulan untuk terjadinya perubahan ke arah lebih baik yang meliputi berbagai aspek.

CONTACT US : (022)91350059, (022)92074886, (022)91960754

FROM BANDUNG TO INDONESIA !!

BANDUNG TEMPO DOELOE,1994

Terdapatlah studio musik legendaris bernama "REVERSE",yang terletak di daerah bernama sukasenang.yang konon menjadi cikal bakal terbentuknya scene underground music di kota kembang ini..
pembentukan studio ini digagas oleh:
- RICHARD MUTTER (saat itu drummer PAS BAND)

- HELVI (Sekarang bergabung di label FFWD records)
Ketika semakin berkembang,akhirnya reverse melebarkan sayap menjadi sebuah lahan bisnis distro(distribution outlet) yang sangat maju.Yang mana menyediakan berbagai pernak-pernik musik dari mulai cd,poster,tshirt,dan aksesori lainnya yang pada saat itu didominasi produk buatan luar negeri(impor).
Selain distro,richard juga membentuk sebuah label independen yang bernama "40.1.24" yang rilisan pertamanya pada tahun 1997 adalah berupa cd kompilasi yang bertitel "MASAINDAHBANGETSEKALIPISAN".
Adapun band-band yang mengikuti kompilasi ini antara lain,
1.BURGERKILL

2.PUPPEN

3.PAPI
4.ROTTEN TO THE CORE
5.FULL OF HATE
6.WAITING ROOM(JKT)

Band2 yang sangat dibesarkan oleh komunitas reverse ini adalah PASBAND dan PUPPEN.
PAS BAND sendiri di tahun 1993,menorehkan tinta emas karena satu-satunya band di indonesia yang merilis album secara independen pertama kali(pelopor).Waw!sungguh menakjubkan...
Mini album mereka pun yang bertitel "FOUR THROUGH THE S.A.P" ludes terjual 5000 kaset hanya dalam jangka waktu sangat singkat.
Sang Mastermind yang melahirkan ide merilis album ini adalah "(alm)Samuel Marudut" yang mana beliau adalah seorang music director RADIO GMR(radio rock pertama di indonesia yang memutarkan demo-demo rekaman band rock amatir asal bdg,jkt,dan sekitarnya)
Tragisnya,di awal tahun 1995 beliau ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman KRISNA(SUCKER HEAD) di jakarta.
Yang lebih mengejutkan,beliau ditemukan terkapar di kamar krisna dengan diringi oleh sebuah lagu yang berjudul 'THE end' dari album The Best Of The Doors yang sedang diputar di tape milik krisna pd saat itu...
Sementara PUPPEN yang dibentuk pada tahun 1992,adalah salah satu pioner hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002,telah menelurkan 3 album,yakni:
1.NOT A PUP (e.p 1995)
2.MK II (1998)
3.PUPPEN s/t (2000)
Kemudian menyusul band fenomenal,PURE SATURDAY dengan albumnya yang self-titled,yang promosinya dibantu oleh majalah hai.
Sama halnya dengan band asal bandung lainnya yakni KUBIK,yang memberikan bonus kaset berisikan 3 buah lagu secara cuma2 sebelum merilis albumnya.
Kita meloncat ke timur,masih di kota bandung juga.Kita akan menemukan sebuah komunitas,yang konon menjadi episentrum underground metal di sana.Dan sempat menjadi kiblat musik metal seluruh kota di indonesia pada saat itu.Yakni sebuah komunitas metal yang bernama "komunitas ujungberung".Banyak band2 yang lahir dari komunitas yang sangat besar ini,diantaranya:
1.BURGERKILL
2.JASAD
3.FORGOTTEN
4.SACRILEGIOUS
5.SONIC TORMENT
6.MORBUS CORPSE
7.TYMPANIC MEMBRANE
8.INFAMY
Dan sebagainya...
yang mana sampai saat tulisan ini diposting di blog ini(th.2008),jumlah band yang telah lahir dari komunitas tersebut sudah mencapai 200 band lebih...
sungguh angka yang fantastis untuk sebuah komunitas musik di indonesia.
Dulunya,di daerah ini sempat didirikan sebuah studio musik yang bernama ''studio palapa" yang sangat berjasa membesarkan band-band yang telah tercantum di atas tadi..
Disinilah kemudian pada awal tahun 1995,terbit sebuah fanzine (buletin)musik pertama di indonesia yang bernama REVOGRAMS ZINE.
Editornya bernama Dinan,yang mana dia adalah vokalis sebuah band yg bernama SONIC TORMENT,dan memiliki lagu hits unik berjudul "golok berbicara".
Yang mana fanzine tersebut sempat tercatat 3 kali terbit dan bermaterikan band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.
Kemudian tak lama kemudian muncullah media-media sejenis,seperti TIGA BELAS,SWIRL,MEMBAKAR BATAS yang ikut meramaikan media indie.
Majalah pun tak mau ketinggalan terbit,lalu muncullah majalah seperti RIPPLE dan TROLLEY yang membahas kecenderungan subkultur bandung beserta lifestylenya.Tetapi sayangnya TROLLEY berhenti terbit pada tahun 2002,sedangkan Ripple merubah formatnya dari pocket magazine menjadi majalah seutuhnya dan masih eksis sampai saat ini,dimana sang pimrednya vokalis ke-2 band PURE SATURDAY,yakni satria nur bambang a.k.a iyo.
Adapun fanzine lain,yang umumnya berbentuk fotocopian masih bertahan sampai saat ini.
Yang lebih seru lagi,di bandung tak hanya musik ekstrem yang maju dan berkembang,tapi juga scene indie pop nya atau alternatif.Kita bisa lihat banyak lahir band2 ciamik,seperti:
PURE SATURDAY,THE MILO,CHERRY BOMBSHELL,HOMOGENIC,ROCKNROLLMAFIA(RNRM),SIEVE,NASI PUTIH,MOCCA,dll
Begitu pula scene ska yang sudah lama berdiri di kota ini,dan melahirkan band2 handal seperti NOIN BULLET,AGENT SKINS,DIRTY DOLLS,dll

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di kota bandung,pasti takkan melupakan GOR yang bernama SAPARUA yang begitu terkenla hingga ke pelosok tanah air.Bagi band-band indie,venue ini laksana gedung keramat yg penuh daya magis.Band luar bandung manapun,kalo belum dibaptis disini belum afdal rasanya.
Artefak subkulture bawahtanah paling legendaris kota bandung ini,adalah saksi bisu digelarnya bbrp rock show fenomenal seperti:HULLABALOO,BANDUNG BERISIK,dan BANDUNG UNDERGROUND.
Jumlah penonton yang hadirpun termasuk spektakuler,terhitung hampir 7000-8000 penonton di setiap gelarannya.Bahkan,harga tiket masuknya pun terkadang dijual dengan harga yang sangat mahal oleh para calo setempat.Sungguh rekor tersendiri yang belum terpecahkan sampai detik ini untuk ukuran sebuah rock show bawah tanah.
Sempat dijuluki ''barometer musik indonesia",bandung merupakan kota yang menawarkan wawasan dan gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional.Booming distro yang melanda tanah air saat ini,juga dipelopori oleh kota ini.Menjual puluhan ribu keping sebuah album indie adalah sebuah keberhasilan brilian yang dialami band MOCCA,yang juga bermula dari kota yang dijuluki sebagai PARIS nya jawa,atau lebih akrab disebut PARIS VAN JAVA ini.
Belum lagi majalah indie kenamaan yang sekarang ini sangat kencang diperbincangkan di dunia internasional,RIPPLE,seakan menjadi aktuil di jaman modern ini,yg tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie kenamaan seperti:PURE SATURDAY,BURGERKILL,ROCKET ROCKERS,THE BAHAMAS,KOIL,BALCONY,BLIND TO SEE,KOMUNAL,THE S.I.G.I.T,POLYESTER EMBASSY dll.
Dan mungkin disaat saya mempunyai anak,cucu,bahkan cicit esok hari,kreatiftas,spirit,dan persaudaraan kental yg lahir di kota ini sepertinya tak akan hilang dan mati ditelan bumi.
[wendi putranto on tembang.com]









Kamis, 14 Februari 2008

BURGERKILL PEDULI


KEPADA REKAN-REKAN MEMBER BEGUNDAL HELL
CLUB (BHC)/TEMAN-TEMAN BURGERKILL & PENGGEMAR MUSIK UNDERGROUND
KHUSUSNYA, YANG INGIN MENYISIHKAN
SEBAGIAN HARTANYA UNTUK DIBERIKAN KEPADA
KELUARGA KORBAN TRAGEDI AACC DAPAT
MEMBERIKAN SUMBANGAN SECARA SUKARELA
YANG DAPAT DIKUMPULKAN KEPADA:

1.SDR.GUSTAFF DI COMMON ROOM
JL.K.H GEDE UTAMA NO.8
2.SDR.MPUNG DI CHRONIC ROCK
JL.KALIMANTAN NO.11 BANDUNG
(JAM 10 SAMPAI DENGAN JAM 3 SORE)

SEMOGA
SEMUA BANTUAN DAN AMAL YANG TELAH
DIBERIKAN MENDAPATKAN BALASAN DAN
RIDHO-NYA, AMIN.


DEMIKIAN PEMBERITAHUAN INI, ATAS
PERHATIANNYA KAMI UCAPKAN BANYAK-BANYAK
TERIMA KASIH.

BHC MANAGEMENT

Selasa, 12 Februari 2008

BANDUNG BERDUKA PART III


Korban Meninggal Konser Maut Bertambah Satu Orang



Bandung (ANTARA News) - Korban meninggal pada konser maut saat launching album "Beside" bertambah jumlahnya menjadi 11 orang setelah Entis Sutisna (23) yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung meninggal dunia pada pukul 19.00, Senin (11/2).

Ayahanda korban, Ala Komala, di kediamannya Cilember RT 04 RW 06 Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa menuturkan kematian anaknya diakibatkan karena kekurangan oksigen saat menonton konser.

"Oksigen tidak mengalir dengan normal pada otak anak saya sehingga sejak Sabtu (9/2) malam hingga meninggal tubuhnya seringkali kejang," ujar Ala.

Ala juga menjelaskan anak sulungnya tersebut sempat dipasangi alat bantu nafas atau ventilator hingga akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.

"Pada tubuh anak saya ditemukan luka-luka memar karena injakan sepatu yang menimpa tubuh bagian depan meski tidak banyak," katanya.

Ketika ditanyakan tentang kepergian Entis ke konser musik tersebut, Ibunda Entis, Aisyah (40) mengatakan Sabtu sekitar pukul 17.00 WIB anaknya meminta ijin untuk pergi bersama teman-temannya. "Tidak jelas mau kemana," katanya.

Aisyah menuturkan dirinya tidak mempunyai firasat apa-apa saat anaknya meminta ijin untuk pergi. "Kalau dia sebelumnya mencuci seluruh pakaian kotornya itu sudah biasa," ujar Aisyah yang tampak tegar.

Aisyah mendapat kabar tentang anaknya sekitar pukul 04.00 pada Minggu (10/2) dari Rian yang pergi bersama Entis ke konser tersebut.

"Rian hanya mengatakan kalau Entis di rumah sakit karena terinjak saat menonton," tutur Aisyah.

Saat itu juga bersama suami dan adik-adiknya, Aisyah menuju ke RS Immanuel dan mendapati kondisi Entis kejang-kejang. "Saya hanya bisa pasrah dan mendoakan mudah-mudahan anak saya diterima amal dan ibadahnya di sisi Allah," ujar ibu beranak tiga ini.

Menurut tante korban, Ai Ade (32), Entis merupakan anak yang ceria, baik, penurut dan sangat sayang pada adik-adiknya. "Dia sangat ingin membalas budi orang tuanya yang telah membelikan motor dan televisi," ujar Ai yang sangat dekat dengan Entis.

Ai juga bercerita bahwa Entis ingin segera menikah dan sedang menabung untuk meraih keinginannya untuk menikahi pacarnya, Indah. "Karena keinginannya itu Indah sangat shock saat mendengar meninggalnya Entis," ujar Ai.

Jenazah Entis yang merupakan karyawan PT Gucci Tek dimakamkan di Tempat Pemakaman Cigugur Kota Cimahi sekitar pukul 10.30 dan dilanjutkan dengan tahlilan yang dihadiri oleh tetangga dan kerabatnya.

Entis merupakan korban meninggal yang kesebelas pada konser maut grup band Beside di Asia African Cultural Centre di Bandung Sabtu lalu. Padatnya penonton di gedung pertunjukan berkapasitas minim itu menjadi penyebab.(*)

dikutip dari antara.co.id

Senin, 11 Februari 2008

sebelum aaac,konser underground itu di saparua!


BANDUNG - Gelanggang Olahraga Saparua, Bandung, ternyata memiliki nilai historis cukup banyak dengan komunitas underground Kota Bandung. Gelanggang tersebut kerap dijadikan tempat pertunjukan oleh pengikut musik ekstrim tersebut.

"Dulu mereka sering manggung di sini, sekitar dua pekan sekali. Namun pada tahun 2000 kami tidak lagi memberi izin, karena setiap mereka habis konser selalu meninggalkan kerusakan," ujar pengelola GOR Saparua, Eman (54), saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (11/2/2008).

Komunitas underground dinilai Eman sebagai kelompok musik yang berbeda dengan aliran lainnya. Sebab, pria yang sudah menjaga GOR selama 34 tahun ini kerap menemui kejadian yang aneh.

"Setiap habis konser, pasti banyak botol miras dan bangkai kelinci. Saya kurang tahu apa yang mereka lakukan dengan kelinci itu. Bahkan mereka juga suka berbuat amoral di hadapan umum, karena mereka berpendapat, sebelum menikah wanita itu milik bersama." ungkap pria yang tinggal di samping GOR tersebut.

Kejadian maut yang terjadi di AACC pada akhir pekan kemarin dinilai Eman sebagai hal yang biasa. Karena sikap brutal para pengikut underground sudah sering dilihatnya.

"Setiap konser dulu, pasti ada saja yang menjadi korban. Itu yang membuat kami tidak memberi izin. Toh kalau diberi izin selalu melebihi waktu yang diberikan. Kalau ditegur malah marah, jadi saya bingung. Polisi saja mereka lawan apalagi saya. Namanya juga orang sedang begitu," ucap Eman.

Saat ini, GOR Saparua tidak lagi menjadi tempat konser musik aliran keras. Pasalnya, selain pengelola sudah enggan memberikan izin, kondisi GOR yang luasnya 50x6 meter ini juga nampak sudah tidak layak lagi karena kondisi yang sudah rapuh. (jri)

dikutip dari news.okezone.com

WE ARE BESIDE(2)



Lagu “Aku Adalah Tuhan” berkumandang dalam sebuah gigs. Ratusan orang yang hadir dalam gigs ini ikut sing along secara brutal. Semuanya tampak antusias. Lima orang berdandan kaus kutung hitam tampak jumawa di panggung. Itulah Beside, sebuah band metal asal Bandung yang besar dikawasan wisata metal Homeless Crew ternama Bandung, Ujung Bronx yang juga banyak melahirkan band-band death metal lainnya macam Jasad, Forgotten, Burgerkill, Dinning Out dsb. Sempat terlibat kompilasi band-band Ujung Bronx, Independent Rebel (Aquarius Musikindo, 1999) dan kompilasi Beyond Good and Evil (Die Trying, 2005).

Ujung Bronx tak hanya sebagai sebuah tempat diam belaka bagi Beside, berdiskusi mengenai musik, membangun sebuah scene, atau sekedar mematangkan ide dalam bermusik merupakan tempat yang kondusif didalamnya. Band yang terbentuk pada pertengahan Mei 1997 ini pada awalnya memainkan unsur musik hardcore ala New School Hard Core, New York Hardcore, dan European Hardcore. Namun seiring waktu dengan masuknya influence musik metal seperti Arch Enemy, In Flames, Soil Work, Dragonforce, Iron Maiden, All That Remains, Malevolent Creation membuat nuansa musik Beside kini lebih kental ke arah musik metal dan cukup banyak mengalami perubahan yang signifikan dengan aroma musik Beside sebelumnya.

Meski seringkali bergonta-ganti personil, kini Beside dengan formasi solidnya Oang (vokal), Akew (lead gitar 1), Fatah (lead guitar 2), Paneu (bass string), dan Beby (drum) siap untuk merilis album dalam waktu dekat-dekat ini.


Contact:
Home Base :
Jl. Gegerkalong Girang No. 36
Bandung 40154
West Java Indonesia
+62291376106

TRUE STORY "TRAGEDI AAAC"

Bandung, 9 Februari 2008
"Cerita pendek Tragedi Berdarah konser
musik Beside"

Tepat jam 19.00 wib saya tiba di gedung
AACC di jalan Braga Bandung, tempat
dimana launching album perdana band
metal asal kota kembang Beside digelar.
Suasana diluar gedung sangat ramai
dipenuhi teman-teman dari komunitas yang
berkumpul untuk menyaksikan konser
tunggal dari band yang baru saja
meluncurkan album bertitel “Against
Ourselves” ini. Di depan gerbang gedung
yang berkapasitas 500 orang ini saya
melihat ratusan metalhead yang terus
mengantri berusaha masuk kedalam gedung,
terlihat juga beberapa orang aparat
keamanan yang sedang bersantai duduk
diatas motor yang diparkir di depan
gedung. Tidak lama kemudian dari luar
terdengar Beside sudah mulai menggeber
lagu pertama dari set list konser mereka
malam ini, tanpa banyak menunggu saya
langsung masuk melalui pintu samping
gedung yang dikhususkan untuk para
undangan dan teman-teman media.
Dari pinggir panggung saya melihat
hampir 800 metalhead memadati crowd yang
intens berpogo ria diiringi penampilan
Beside yang powerfull, setelah saya
perhatikan nampaknya pihak panitia telah
menjual jumlah tiket yang melebihi
kapasitas gedung. Sempat beberapa kali
saya melihat beberapa penonton yang
mabuk dan pingsan dehidrasi dikarenakan
kurangnya sirkulasi udara segar di dalam
gedung, tapi sangat disayangkan pihak
panitia tidak sigap menyediakan bantuan
yang maksimal seperti PMI atau tim
khusus untuk menangani kejadian seperti
ini, sehingga beberapa penonton yang
pingsan hanya dibiarkan tergeletak di
lorong samping panggung tanpa
pertolongan yang benar.

Memang udara didalam gedung sangat panas
dan pengap hingga dipertengahan konser
saya berjalan keluar melalui jalan
samping untuk membeli minuman dingin.
Dari depan pintu samping saya melihat
kerumunan penonton tanpa tiket yang
beramai-ramai berusaha merubuhkan
gerbang utama gedung AACC ini, namun
sayangnya para aparat yang berada di
sekitar gerbang tidak melakukan tindakan
antisipasi dan hanya berdiri merokok
menyaksikan kejadian tersebut. Sempat
saya mengingatkan salah seorang aparat
untuk segera bertindak tapi hanya sebuah
jawaban sederhana yang saya terima,
“Udah biarin aja ada panitia yang jaga,
kamu ga usah ikut-ikutan” tuturnya. Aneh
mendengarnya, seharusnya mereka lebih
sigap dan segera mengamankan kejadian
tersebut. Merasa tidak digubris saya
kembali masuk kedalam gedung dan memberi
tahu kondisi diluar gedung ke pihak
panitia yang berjaga didalam, akhirnya
beberapa panitia berlarian keluar untuk
ikut membantu.

Setelah pemutaran video klip “Holyman”
melalui big screen di kanan kiri
panggung para personil Beside terlihat
membagikan beberapa gelas bir kepada
penonton yang berada di barisan depan
panggung, tentunya suguhan ini dengan
gembira ditanggapi oleh para penonton
yang memang kehausan setelah terus
berpogo. Tak berselang lama Beside
kembali bersiap dan melanjutkan konser
mereka. Sekitar jam 20.30 konser yang
berjalan lancar ini berakhir, kerumunan
penonton yang mengantri untuk keluar pun
terlihat aman dan tertib. Didalam gedung
terdapat beberapa penonton yang
kelelahan dan beristirahat sambil
menunggu antrian yang cukup panjang. Dan
tragedi buruk ini pun dimulai, tidak
lama kemudian saya mendapat kabar bahwa
diluar ada dua orang penonton yang
meninggal karena kehabisan nafas.
Tiba-tiba seorang aparat tanpa seragam
naik ke atas panggung dan langsung
berteriak-teriak menyuruh semua penonton
yang ada didalam gedung untuk segera
keluar. Tanpa basa-basi pun beberapa
polisi lainnya ikut masuk kedalam dan
dengan kasar mengusir semua penonton
yang tersisa. Kembali saya coba
mengingatkan para aparat untuk tidak
bertindak kasar dan menerangkan bahwa
diluar antrian penonton masih panjang.
Namun sekali lagi omongan saya tidak
digubris dan mereka terus bertindak
seenaknya mendorong dan menendang para
penonton, dan akhirnya suasana antrian
menjadi tidak terkendali.
Beberapa penonton dibagian belakang
terus mendorong kedepan karena takut
terkena pukulan para aparat yang terus
memaksa keluar, sangat jelas terlihat
bertambahnya korban yang pingsan karena
terinjak-injak antrian yang terus
menumpuk. Dalam kondisi panik saya
berusaha membantu seorang penonton yang
tergeletak pingsan didepan gedung dan
membopongnya untuk dibawa kedalam mobil
salah satu panitia. Tiba-tiba salah
seorang teman saya yang juga ikut
membantu korban dipukul wajahnya oleh
seorang oknum aparat tanpa alasan yang
jelas, dengan sigap saya berusaha
melerai mereka. Dan sekali lagi sikap
angkuh dan sok jagoan dari seorang oknum
aparat pun dipertontonkan, dengan sikap
yang kampungan hampir 20 orang aparat
langsung menyerang saya dan mengeroyok
membabi buta seperti segerombolan preman
yang haus berkelahi.
Akhirnya suasana kembali tidak
terkendali dan kerusuhan pun terjadi,
beberapa teman yang ikut melawan dan
melindungi saya pun ikut terkena pukulan
dan tendangan dari oknum-oknum aparat
yang terus bertambah sehingga kami semua
berpencaran berlari jauh untuk
menghindar. Dari kejauhan saya melihat
beberapa korban yang pingsan didepan
gedung diusir dengan kasar oleh beberapa
aparat, dan mereka pun langsung memasang
Police Line agar tidak ada lagi penonton
yang masuk kedalam gedung. Tak lama
kemudian saya mendapat kabar bahwa
beberapa teman saya dibawa ke
Polwiltabes Bandung sebagai saksi untuk
dimintai keterangan perihal kejadian
tersebut, dan saya pun langsung menuju
kesana untuk mencari tahu kepastian
beritanya.

Sesampai di kantor polisi saya melihat
beberapa panitia yang berkumpul sambil
menunggu giliran untuk di interogasi.
Saya mencoba menghampiri dan bertanya
kepada mereka tentang berita terakhir
korban tragedi tersebut dan ternyata
jumlah korban yang meninggal sudah
mencapai 10 orang yang tersebar di 2
Rumah Sakit. Beberapa korban yang tidak
tertolong meninggal di RS Bungsu dan RS
Hasan Sadikin Bandung, dan menurut
panitia yang ikut mengantar ke rumah
sakit bercerita setibanya di rumah sakit
hampir sebagian besar korban tidak
dilayani dan hanya dibiarkan saja oleh
pihak rumah sakit hingga akhirnya mereka
meninggal dunia. Mungkin hal ini terjadi
dikarenakan pihak rumah sakit takut akan
tidak selesainya urusan admistrasi dari
masing-masing korban. Sungguh kondisi
yang sangat mengecewakan dan menyesakan
dada, namun apa daya semuanya sudah
terlewati dan kami sudah tidak bisa
membantu lebih banyak lagi.
Dunia musik Indonesia kembali berduka,
sebuah konser musik yang menelan korban
jiwa kembali terjadi. Lalu siapa yang
bisa disalahkan? Apakah buruknya
persiapan antisipasi panitia yang nakal
dengan menjual tiket diluar kapasitas
gedung? Apakah juga bobroknya sikap
aparat sebagai pihak yang seharusnya
mengatur keamanan di lokasi konser? Atau
terlalu banyaknya teman-teman kita yang
terlalu mabuk ketika menonton konser?
Lalu bagaimana dengan parahnya pelayanan
di rumah sakit yang terkesan acuh untuk
menangani korban? Saya rasa semua itu
bisa menjadi penyebabnya, dan kita hanya
bisa menyesalinya. Tentunya setelah
tragedi ini rasa pesimis teman-teman di
komunitas akan sulitnya izin untuk bisa
menyelenggarakan konser-konser akan
semakin bertambah.
Dengan adanya tulisan pendek ini
mudah-mudahan berita miring di media
yang terkesan memojokan teman-teman
komunitas atas tragedi ini dapat sedikit
diluruskan, dan kejadian ini dapat
dijadikan contoh kasus yang perlu
diteladani dan disikapi dengan benar
oleh semua pihak yang berkaitan dengan
pelaksanaan sebuah konser musik. Tulisan
ini hanya sebuah pandangan dan opini
seorang musisi, teman, dan penikmat
musik yang sangat mengharapkan suasana
yang kondusif dari sebuah konser. Dari
lubuk hati yang paling dalam saya
mewakili komunitas musik sejagad
Indonesia turut merasakan prihatin dan
belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas
tragedi ini. Semoga teman-teman kami
yang telah pergi dapat beristirahat
dengan tenang dan segala kebaikannya
diterima disisi Allah SWT, Amien…

Live hard, die hard… Rest In Peace
Brothers, we’re gonna miss u…

MEGABENZ
(eben-BURGERKILL)

BANDUNG BERDUKA PART II


BANDUNG - Agung Fauzi (17), satu dari 10 orang yang tewas dalam konser maut di gedung AACC Sabtu malam lalu ternyata tewas karena dikeroyok penonton lainnya pada malam itu.

Hal tersebut diutarakan seorang saksi mata bernama Faizal (12), Senin (11/2/2008). "Saat acara berlangsung, dia mabuk dan melemparkan air seni kepada penonton lain. Akibatnya para penonton yang terkena air seni itu marah dan mengeroyok Agung," ujar Faizal kepada wartawan saat menyambangi Gedung AACC, di Jalan Baraga, Bandung.

Dirinya menambahkan, setelah dikeroyok, Agung jatuh tersungkur dan tidak bangun lagi. "Kemudian ada panitia yang berteriak ada orang meninggal," papar siswa SMPN 38 Bandung ini.

Keyakinan Faizal semakin bertambah ketika salah seorang wartawan menunjukan foto Agung. "Saya yakin, dia orang yang dikeroyok oleh penonton lainnya. Sebetulnya saya melihat tiga orang yang meninggal tapi hanya wajah dia yang saya ingat karena dikeroyok," tukas bocah yang handphone-nya hilang saat konser.

Agung Fauzi adalah warga Gang Syuhada I RT 02/06 Kebonlega, Bojongloa Kaler, menjadi salah satu korban tewas dalam konser itu. Sedangkan sembilan korban lainnya adalah Yusuf Ferdinand (18), Ahmad Furqon (16), Diki Zaelani Sidik (20), Rizali Fahda (16), Dadi Guna Jaya (19), Tian Kristianto (19), Ahmad Wahyu (19), Novi Fibriani (16), dan Reza Maulana (20). (jri)

dikutip dari news.okezone.com

WE ARE BESIDE(1)


Beside exsis dari pertengahan tahun 1997, berdiri di kota Bandung Indonesia, lahir di tengah-tengah komunitas yang cukup ternama di Indonesia “HOMELESS CREW”. Sebuah band project pada asalnya dengan memainkan musik-musik hardcore pada zamannya dari mulai Rykers, Strife, Earth crsis dll. Berganti-ganti personel adalah menjadi suatu kebiasaan, bahkan di akhir tahun 2007 beside masih berganti personel.

Fattah, salah satu gitaris beside yang terakhir harus resign! Di karnakan kesibukan kerja yang sangat padat. Ichad Heaven fall adalah orang yang kami pilih untuk menutup kosongnya formasi, dan karna seringnya kita berganti pesonel, maka beside banyak bertemu orang-orang baru yang mempunyai selera musik yang beragam dari mulai Inflames, Soilwork, Dragon force, Slayer, Malevolent creations,Kataklysm dll. Yang pada akhirnya memberi warna baru bagi musik beside. Metal mungkin konsep yang lebih cocok untuk beside pada sekarang ini.

10 tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk menyelesaikan satu album, karna seringnya berganti ganti personel, kesibukan yang menyita waktu, konsep musik yang masih belum jelas menjadi factor utama dalam keterlambatan kami.

Dengan formasi saat ini yang solid Owank voc,Akew Guitar, Paneu Bass, Chad Guitar, Baby Drum, akhirnya beside bisa menyelesaikan album pertama kami yang di beri nama AGAINST OURSELVES, yang di rilis di akhir tahun 2007 oleh parapatan rebels & absolute records.